Senin, 18 Januari 2016

NATAIJU ITTIBA AR RASUL

Hasil-hasil Mengikuti Rasul SAW 

Hasil Ittiba’ Rasul SAW




        Kita sudah tahu kewajiban kita kepada Rasul SAW à ada pihak yang tidak mau!
        Siapa?
        MUNAFIKIN: mulutnya bicara madu, hatinya racun
        Bukti: selalu bikin makar dan ambil kesempatan menikam, kalau ada, dan menyalahkan muslimin bila dalam perang dapat bencana
        Contoh: Perang Tabuk yang diulas dalam surat At-Taubah
         Jika benar imannya à tidak minta idzin dari jihad (tidak ikut)
         Tuntutan IMAN à ITTIBA’ (ikut)


Mengikuti Rasul (اَلاِتِّبَاعُ)
 

        Bila kita meyakini Rasul SAW (iman) maka mestilah mengikuti Rasul SAW
        Percaya tapi tidak mau ikut à masih ragu-ragu
        Kalau kadang ikut, kadang bolos?
        Berarti masih ada keraguan di hatinya, belum percaya penuh
        3:31 cinta Allah dibuktikan dengan ikut Rasulullah
        2:102 orang yang sesat ikut setan


Dua Kebaikan
        Setiap kali Allah dan RasulNya menyuruh kita berbuat sesuatu à ada kebaikan bagi kita
        Dan selalu kebaikan yang diberikan oleh Allah berlipat-lipat dari amal yang kita kerjakan
        Ketika Allah memerintahkan kita untuk ITTIBA’ kepada Rasulullah à Allah akan memberikan dua kebaikan di dunia dan akhirat

 


KEBAIKAN DI DUNIA
  

        Rahmat dari Allah (رَحْمَةُ اللهِ)
        Hidayah dari Allah (هِدَايَةُ اللهِ)
        Kemuliaan (اَلْعِزَّةُ)
        Kemenangan (اَCinta dari Allah (مَحَبَّةُ اللهِ)
        لْغَلَبَةُ)



Cinta dari Allah (مَحَبَّةُ اللهِ)



        Cinta dari Allah à cinta tanpa pamrih karena berasal dari Dzat yang tidak perlu apapun dari makhlukNya
        3:31 kalau cinta kepada Allah à ITTIBA’ à cinta dari Allah
         Ini namanya cinta yang pasti berbalas, bukan bertepuk sebelah tangan
         Sababun-nuzul: pada masa Rasul beberapa kaum berkata kepada beliau, “Demi Allah, ya Muhammad, sungguh kami benar-benar mencintai Rabb kami.” Maka turunlah ayat ini à memerintahkan agar membuktikannya dengan ittiba’ 

Jika Allah Mencintai HambaNya
 

Dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba (فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ), maka:
1.  كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar
2.  وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat
3.  وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat
4.  وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan
5.  وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ  jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya
وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya (HR Bukhari


Rahmat dari Allah (رَحْمَةُ اللهِ)
        RAHMAT
        Ayat ini didahului oleh ayat riba (3:130-131)
        Allah telah menekankan bahwa keuntungan itu dengan takwa bukan dengan riba
        Bahkan riba = tindak kekafiran à neraka tempatnya
        Ayat 132 menguatkan masalah takwa: realisasi takwa adalah taat dan taat membawa rahmat
        Sesungguhnya amal kita bukan sebab kita masuk sorga, tapi masuk sorga karena rahmat

Hamba yang Abid
 


        Ingat hamba yang abid yang ingin masuk sorga dengan amal sholehnya, bukan karena rahmat
        Ia telah beribadah selama 500 tahun di puncak gunung yang terletak di lautan
        Karena memaksa untuk masuk sorga sorga karena amalnya maka Allah menyuruh malaikat untuk memasukkannya ke neraka; kagetlah dia
        Allah menyuruh malaikat menimbang amalnya yang 500 tahun itu dengan hanya nikmat satu mata: amal <<< ni’mat mata


Hidayah dari Allah (هِدَايَةُ اللهِ)


        42:52-53 Rasul memberi petunjuk ke jalan yang lurus
        Siapa ikut Rasul tidak akan tersesat karena beliau SAW telah melaluinya dari A sampai Z dan selamat
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Telah kutinggalkan kepada kalian dua perkara yang tidak akan kalian tersesat selama berpegang teguh dengan keduanya: Kitab Allah dan Sunnah nabiNya (HR. Malik, Muslim)
        Tidak ittiba’ = tersesat!



Kemuliaan (اَلْعِزَّةُ)
        Harga diri, kewibawaan, dan kemuliaan kita ditentukan oleh sejauhmana ittiba’ kita kepada Rasul SAW
        Orang munafik mengaku dirinyalah yang punya izzah, padahal Allah menyamakan munafikin = kayu yang bersandar (63:4)
         Ngempeng terus
         Tergantung orang lain à bagaimana punya izzah?
        Izzah itu bagi Allah, RasulNya dan orang-orang beriman (63:8, 35:10)
        Tidak ittiba’ = kehinaan

 


Kemenangan (اَلْغَلَبَةُ)
        Jaminan kemenangan itu dari Allah, bukan dari pabrik kecap
        Harus yakin!
        Kenapa kadang kita ragu terhadap janji Allah ini bahwa kita pasti menang?
        Karena ittiba’ kita kurang, melemah, sehingga optimis kita pun melemah
        5:56 tentara Allah pasti menang
58:21 SK dari Allah: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang
 


Tentara Muhammad
        Siapa yang ittiba’ kepada Rasul SAW pasti menang juga
        Saat pasukan Islam mengepung benteng Khaibar, maka mereka meneriakkan yel-yel yang menggetarkan lawan:
خَيْبَارْ, خَيْبَارْ, يَا يَهُوْد! جَيْشُ مُحَمَّد سَوْفَ يَعُوْدُ
Khaibar, Khaibar, wahai Yahudi! Tentara Muhammad akan kembali!
 

KEBAIKAN DI AKHIRAT
        Di samping kebaikan di dunia, Allah akan memberikan kebaikan di akhirat
1.  Mendapatkan Syafaat (اَلشَّفَاعَةُ)
2.  Keceriaan Wajah (نُضَارَةُ الْوَجِهِ)
3.  Mendampingi Rasulullah (مُجَاوَرَةُ الرَّسُوْلِ)
4.  Bersahabat dengan Orang-orang Shaleh (مُصَاحَبَةُ)
5.  Kemenangan (اَلْفَلاَحُ)
 



Mendapatkan Syafaat (اَلشَّفَاعَةُ)
Abu Hurairah ra menceritakan, "Kita  semua berada bersama Rasulullah s.a.w., lalu dihidangkanlah untuk beliau s.a.w. sebuah hasta dan ini memang sangat menyukakannya. Beliau s.a.w. menggigitnya sekali gigitan kemudian bersabda: "Saya adalah penghulu sekalian manusia besok pada hari kiamat, apakah engkau semua mengerti, apakah sebabnya demikian itu?" Allah akan mengumpulkan seluruh manusia yang dahulu-dahulu dan yang belakangan di suatu tanah, kemudian dilihat oleh  orang yang melihat dan dapat memperdengarkan kepada orang-orang itu orang yang mengundang. Matahari dekat sekali dengan mereka itu. Sekalian manusia mendapatkan kesusahan dan kesengsaraan, sehingga dirasakannya tidak kuat lagi menahannya dan tidak tahan lagi terhadap penderitaan itu. Para manusia itu lalu berkata: "Adakah engkau semua tidak mengetahui, hingga bagaimanakah keadaan yang  sama-sama engkau semua alami ini? Apakah engkau semua tidak memikirkan kepada siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat untukmu semua kepada Tuhanmu?"

 


Mendatangi Adam AS dan Ulul ‘Azmi
        Manusia mendatangi Adam AS (bapak manusia), Nuh AS (rasul pertama), Ibrahim AS (khalilullah),  Musa AS (kalamullah), dan Isa AS (kalimatullah), tapi semua menjawab, “Nafsii, nafsii, nafsii.” (diriku, diriku, diriku)
        Mereka mendatangi Muhammad SAW kemudian beliau bersujud kepada Allah. Allah mempersilakan beliau untuk mengajukan permintaan, maka beliau mengatakan, "Ummat hamba, ya Tuhan; ummat hamba, ya Tuhan; ummat hamba, ya Tuhan." Setelah itu lalu diucapkan: "Hai Muhammad, masukkanlah orang-orang yang tidak diperlukan untuk dihisab lagi dari ummatmu itu dari pintu sebelah kanan. Orang-orang itupun juga sebagai kawan-kawan para manusia yang akan masuk dari pintu selain pintu kanan.“ (HR. Bukhari-Muslim)




Keceriaan Wajah (نُضَارَةُ الْوَجِهِ)


 

        Pada hari kiamat umat Rasul SAW wajah dan seluruh anggota wudhunya bercahaya à perumpamaan: kuda belang putih wajah dan kakinya di antara kuda yang semua hitam
        Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga - haudh," (Riwayat Muslim)




Mendampingi Rasulullah ( مُجَاوَرَةُ الرَّسُوْلِ


        Aisya ra berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar lebih aku cintai dari diriku, lebih aku cintai dari pada anakku, dan sungguh saat aku berada di rumah lalu mengingatmu maka aku tidak sabar hingga melihatmu, dan apabila mengingat matiku dan matimu, aku tahu sungguh engkau apabila masuk sorga engkau ditinggikan bersama para nabi, sedang aku bila masuk sorga aku takut tidak melihatmu lagi.’ Nabi SAW tidak menjawab apa-apa, hingga Jibril menurunkan ayat 69 surat an-Nisa.”
        Seorang pemuda datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami dan engkau bisa melihat di dunia ini, sedang di hari kiamat kami tidak bisa melihatmu karena sesungguhnya di sorga pada tingkat yang tinggi,” maka turunlah 4:69

        Aisya ra berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar lebih aku cintai dari diriku, lebih aku cintai dari pada anakku, dan sungguh saat aku berada di rumah lalu mengingatmu maka aku tidak sabar hingga melihatmu, dan apabila mengingat matiku dan matimu, aku tahu sungguh engkau apabila masuk sorga engkau ditinggikan bersama para nabi, sedang aku bila masuk sorga aku takut tidak melihatmu lagi.’ Nabi SAW tidak menjawab apa-apa, hingga Jibril menurunkan ayat 69 surat an-Nisa.”
        Seorang pemuda datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami dan engkau bisa melihat di dunia ini, sedang di hari kiamat kami tidak bisa melihatmu karena sesungguhnya di sorga pada tingkat yang tinggi,” maka turunlah 4:69


Bersahabat dengan Orang-orang Pilihan (مُصَاحَبَةُ)
        Siapa mereka?
        Mereka adalah orang-orang mulia yang telah diberi nikmat oleh Allah, dan mereka hanya ada 4 golongan: para nabi, shiddiqin, syuhada, dan sholihin
        4:69 وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

 



Keberuntungan (اَلْفَلاَحُ)
        Siapa yang ittiba’ dengan Rasulullah SAW maka akan mendapatkan keberuntungan di akhirat
        23:1-11 ketetapan dari Allah bahwa orang-orang mu’min pasti beruntung, yakni mereka mengikuti semua ajaran Islam
         Mereka itulah yang mewarisi: SORGA FIRDAUS
         Mereka kekal di dalamnya

 


KESIMPULAN:
Ittiba adalah bukti keimanan keimanan kepada rasululah saw.yang paling utama dalah mengikuti beliau dalam segala sisi kehidupan nya,selalu mentaati beliau dalam setiap perintah dan larangn yang beliau sampaikan.mengikuti dan mentaati rosulullah saw adalah bukti ketaatan kita kepada

 




   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar