Hasil-hasil Mengikuti Rasul SAW
Hasil
Ittiba’ Rasul SAW
•
Kita sudah tahu
kewajiban kita kepada Rasul SAW à ada pihak yang tidak mau!
•
Siapa?
•
MUNAFIKIN: mulutnya
bicara madu, hatinya racun
•
Bukti: selalu bikin
makar dan ambil kesempatan menikam, kalau ada, dan menyalahkan muslimin bila
dalam perang dapat bencana
•
Contoh: Perang Tabuk
yang diulas dalam surat At-Taubah
▫
Jika benar imannya à tidak minta idzin dari jihad (tidak ikut)
▫
Tuntutan IMAN à ITTIBA’ (ikut)
Mengikuti
Rasul (اَلاِتِّبَاعُ)
•
Bila
kita meyakini Rasul SAW (iman) maka mestilah mengikuti Rasul SAW
•
Percaya
tapi tidak mau ikut à masih ragu-ragu
•
Kalau
kadang ikut, kadang bolos?
•
Berarti
masih ada keraguan di hatinya, belum percaya penuh
•
3:31
cinta Allah dibuktikan dengan ikut Rasulullah
•
2:102 orang
yang sesat ikut setan
Dua Kebaikan
•
Setiap
kali Allah dan RasulNya menyuruh kita berbuat sesuatu à ada kebaikan bagi kita
•
Dan
selalu kebaikan yang diberikan oleh Allah berlipat-lipat dari amal yang kita
kerjakan
•
Ketika
Allah memerintahkan kita untuk ITTIBA’ kepada Rasulullah à Allah akan memberikan dua kebaikan di dunia dan
akhirat
KEBAIKAN DI DUNIA
•
Rahmat
dari Allah (رَحْمَةُ اللهِ)
•
Hidayah
dari Allah (هِدَايَةُ اللهِ)
•
Kemuliaan
(اَلْعِزَّةُ)
•
Kemenangan
(اَCinta
dari Allah (مَحَبَّةُ اللهِ)
•
لْغَلَبَةُ)
Cinta
dari Allah (مَحَبَّةُ اللهِ)
•
Cinta
dari Allah à cinta tanpa
pamrih karena berasal dari Dzat yang tidak perlu apapun dari makhlukNya
•
3:31
kalau cinta kepada Allah à ITTIBA’ à cinta dari Allah
▫
Ini
namanya cinta yang pasti berbalas, bukan bertepuk sebelah tangan
▫
Sababun-nuzul:
pada masa Rasul beberapa kaum berkata kepada beliau, “Demi Allah, ya Muhammad,
sungguh kami benar-benar mencintai Rabb kami.” Maka turunlah ayat ini à memerintahkan agar membuktikannya dengan ittiba’
Jika Allah Mencintai
HambaNya
Dan jika Allah sudah
mencintai seorang hamba (فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ),
maka:
1.
كُنْتُ سَمْعَهُ
الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ jadilah
Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar
2.
وَبَصَرَهُ الَّذِي
يُبْصِرُ بِهِ sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat
3.
وَيَدَهُ الَّتِي
يَبْطِشُ بِهَا sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat
4.
وَرِجْلَهُ الَّتِي
يَمْشِي بِهَا sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan
5.
وَإِنْ سَأَلَنِي
لَأُعْطِيَنَّهُ jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan
memberinya
وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي
لَأُعِيذَنَّهُ jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan
melindunginya (HR Bukhari
Rahmat dari Allah (رَحْمَةُ
اللهِ)
•
RAHMAT
•
Ayat
ini didahului oleh ayat riba (3:130-131)
•
Allah
telah menekankan bahwa keuntungan itu dengan takwa bukan dengan riba
•
Bahkan
riba = tindak kekafiran à neraka
tempatnya
•
Ayat
132 menguatkan masalah takwa: realisasi takwa adalah taat dan taat membawa
rahmat
•
Sesungguhnya
amal kita bukan sebab kita masuk sorga, tapi masuk sorga karena rahmat
Hamba yang Abid
•
Ingat
hamba yang abid yang ingin masuk sorga dengan amal sholehnya, bukan karena
rahmat
•
Ia
telah beribadah selama 500 tahun di puncak gunung yang terletak di lautan
•
Karena
memaksa untuk masuk sorga sorga karena amalnya maka Allah menyuruh malaikat
untuk memasukkannya ke neraka; kagetlah dia
•
Allah
menyuruh malaikat menimbang amalnya yang 500 tahun itu dengan hanya nikmat satu
mata: amal <<< ni’mat mata
Hidayah dari Allah (هِدَايَةُ
اللهِ)
•
42:52-53
Rasul memberi petunjuk ke jalan yang lurus
•
Siapa
ikut Rasul tidak akan tersesat karena beliau SAW telah melaluinya dari A sampai
Z dan selamat
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ
لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Telah
kutinggalkan kepada kalian dua perkara yang tidak akan kalian tersesat selama
berpegang teguh dengan keduanya: Kitab Allah dan Sunnah nabiNya (HR. Malik, Muslim)
•
Tidak
ittiba’ = tersesat!
Kemuliaan (اَلْعِزَّةُ)
•
Harga
diri, kewibawaan, dan kemuliaan kita ditentukan oleh sejauhmana ittiba’ kita
kepada Rasul SAW
•
Orang
munafik mengaku dirinyalah yang punya izzah, padahal Allah menyamakan munafikin
= kayu yang bersandar (63:4)
▫
Ngempeng
terus
▫
Tergantung
orang lain à bagaimana
punya izzah?
•
Izzah
itu bagi Allah, RasulNya dan orang-orang beriman (63:8, 35:10)
•
Tidak
ittiba’ = kehinaan
Kemenangan (اَلْغَلَبَةُ)
•
Jaminan
kemenangan itu dari Allah, bukan dari pabrik kecap
•
Harus
yakin!
•
Kenapa
kadang kita ragu terhadap janji Allah ini bahwa kita pasti menang?
•
Karena
ittiba’ kita kurang, melemah, sehingga optimis kita pun melemah
•
5:56
tentara Allah pasti menang
58:21 SK dari Allah:
"Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang
Tentara Muhammad
•
Siapa
yang ittiba’ kepada Rasul SAW pasti menang juga
•
Saat
pasukan Islam mengepung benteng Khaibar, maka mereka meneriakkan yel-yel yang
menggetarkan lawan:
خَيْبَارْ, خَيْبَارْ, يَا
يَهُوْد! جَيْشُ مُحَمَّد سَوْفَ يَعُوْدُ
Khaibar, Khaibar,
wahai Yahudi! Tentara Muhammad akan kembali!
KEBAIKAN DI AKHIRAT
•
Di
samping kebaikan di dunia, Allah akan memberikan kebaikan di akhirat
1.
Mendapatkan
Syafaat (اَلشَّفَاعَةُ)
2.
Keceriaan
Wajah (نُضَارَةُ الْوَجِهِ)
3.
Mendampingi
Rasulullah (مُجَاوَرَةُ الرَّسُوْلِ)
4.
Bersahabat
dengan Orang-orang Shaleh (مُصَاحَبَةُ)
5.
Kemenangan
(اَلْفَلاَحُ)
Mendapatkan Syafaat
(اَلشَّفَاعَةُ)
Abu Hurairah ra
menceritakan, "Kita semua berada
bersama Rasulullah s.a.w., lalu dihidangkanlah untuk beliau s.a.w. sebuah hasta
dan ini memang sangat menyukakannya. Beliau s.a.w. menggigitnya sekali gigitan
kemudian bersabda: "Saya adalah penghulu sekalian manusia besok pada hari
kiamat, apakah engkau semua mengerti, apakah sebabnya demikian itu?" Allah
akan mengumpulkan seluruh manusia yang dahulu-dahulu dan yang belakangan di
suatu tanah, kemudian dilihat oleh orang
yang melihat dan dapat memperdengarkan kepada orang-orang itu orang yang
mengundang. Matahari dekat sekali dengan mereka itu. Sekalian manusia mendapatkan
kesusahan dan kesengsaraan, sehingga dirasakannya tidak kuat lagi menahannya
dan tidak tahan lagi terhadap penderitaan itu. Para manusia itu lalu berkata:
"Adakah engkau semua tidak mengetahui, hingga bagaimanakah keadaan
yang sama-sama engkau semua alami ini?
Apakah engkau semua tidak memikirkan kepada siapakah yang kiranya dapat
memberikan syafaat untukmu semua kepada Tuhanmu?"
Mendatangi Adam AS
dan Ulul ‘Azmi
•
Manusia
mendatangi Adam AS (bapak manusia), Nuh AS (rasul pertama), Ibrahim AS
(khalilullah), Musa AS (kalamullah), dan
Isa AS (kalimatullah), tapi semua menjawab, “Nafsii, nafsii, nafsii.”
(diriku, diriku, diriku)
•
Mereka
mendatangi Muhammad SAW kemudian beliau bersujud kepada Allah. Allah
mempersilakan beliau untuk mengajukan permintaan, maka beliau mengatakan, "Ummat
hamba, ya Tuhan; ummat hamba, ya Tuhan; ummat hamba, ya Tuhan."
Setelah itu lalu diucapkan: "Hai Muhammad, masukkanlah orang-orang yang
tidak diperlukan untuk dihisab lagi dari ummatmu itu dari pintu sebelah kanan.
Orang-orang itupun juga sebagai kawan-kawan para manusia yang akan masuk dari
pintu selain pintu kanan.“ (HR. Bukhari-Muslim)
Keceriaan Wajah (نُضَارَةُ
الْوَجِهِ)
•
Pada
hari kiamat umat Rasul SAW wajah dan seluruh anggota wudhunya bercahaya à perumpamaan: kuda belang putih wajah dan kakinya di antara
kuda yang semua hitam
•
Beliau
s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam
keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan
saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga -
haudh," (Riwayat Muslim)
Mendampingi
Rasulullah ( مُجَاوَرَةُ الرَّسُوْلِ
•
Aisya
ra berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar lebih aku cintai dari diriku, lebih
aku cintai dari pada anakku, dan sungguh saat aku berada di rumah lalu
mengingatmu maka aku tidak sabar hingga melihatmu, dan apabila mengingat matiku
dan matimu, aku tahu sungguh engkau apabila masuk sorga engkau ditinggikan
bersama para nabi, sedang aku bila masuk sorga aku takut tidak melihatmu lagi.’
Nabi SAW tidak menjawab apa-apa, hingga Jibril menurunkan ayat 69 surat
an-Nisa.”
•
Seorang
pemuda datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami
dan engkau bisa melihat di dunia ini, sedang di hari kiamat kami tidak bisa
melihatmu karena sesungguhnya di sorga pada tingkat yang tinggi,” maka turunlah
4:69
•
Aisya
ra berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar lebih aku cintai dari diriku, lebih
aku cintai dari pada anakku, dan sungguh saat aku berada di rumah lalu
mengingatmu maka aku tidak sabar hingga melihatmu, dan apabila mengingat matiku
dan matimu, aku tahu sungguh engkau apabila masuk sorga engkau ditinggikan
bersama para nabi, sedang aku bila masuk sorga aku takut tidak melihatmu lagi.’
Nabi SAW tidak menjawab apa-apa, hingga Jibril menurunkan ayat 69 surat
an-Nisa.”
•
Seorang
pemuda datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami
dan engkau bisa melihat di dunia ini, sedang di hari kiamat kami tidak bisa
melihatmu karena sesungguhnya di sorga pada tingkat yang tinggi,” maka turunlah
4:69
Bersahabat dengan
Orang-orang Pilihan (مُصَاحَبَةُ)
•
Siapa
mereka?
•
Mereka
adalah orang-orang mulia yang telah diberi nikmat oleh Allah, dan mereka hanya
ada 4 golongan: para nabi, shiddiqin, syuhada, dan sholihin
•
4:69
وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
Keberuntungan (اَلْفَلاَحُ)
•
Siapa
yang ittiba’ dengan Rasulullah SAW maka akan mendapatkan keberuntungan di
akhirat
•
23:1-11
ketetapan dari Allah bahwa orang-orang mu’min pasti beruntung, yakni mereka
mengikuti semua ajaran Islam
▫
Mereka
itulah yang mewarisi: SORGA FIRDAUS
▫
Mereka
kekal di dalamnya
KESIMPULAN:
Ittiba adalah bukti
keimanan keimanan kepada rasululah saw.yang paling utama dalah mengikuti beliau
dalam segala sisi kehidupan nya,selalu mentaati beliau dalam setiap perintah
dan larangn yang beliau sampaikan.mengikuti dan mentaati rosulullah saw adalah
bukti ketaatan kita kepada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar